Panduan dan Analisis Perhitungan Usaha Budidaya
Ikan Lele
Apakah anda
penggemar pecel lele? Makanan yang disukai banyak kalangan itu memang sangat
unik. Cita rasa ikan lele yang khas dipadu dengan sambal terasi dan lalap.
Sungguh menggugah selera. Kios-kios tenda pun ada dimana-mana dengan menu yang
rata-rata hampir sama, yaitu Pecel Lele. Kebutuhan dan permintaan terhadap ikan
lele pun semakin tinggi.
Kemudian,
ternyata ini dapat menjadi peluang manis buat Anda yang berminat terjun dan
menggeluti usaha budidaya lele. Tapi sebelum Anda memulai usahabudidaya
lele, ada baiknya Anda menyimak beberapa panduan berikut:
JENIS IKAN
LELE
Setidaknya
terdapat enam jenis keluarga ikan berkumis ini, sebagian spesies pribumi dan
sebagian lagi spesies asing, yang dapat dikembangkan di Indonesia.
1. Clarias
batrachus dikenal
sebagai ikan lele (Jawa),
· ikan kalang (Sumatera Barat),
· ikan maut (Sumatera Utara), dan
· ikan pintet (Kalimantan Selatan).
2. Clarias teysmani dikenal sebagai lele kembang (Jawa Barat),
· kalang putih (Padang).
3. Clarias melanoderma dikenal sebagai ikan duri (Sumatera Selatan),
· wais (Jawa Tengah),
· wiru (Jawa Barat).
4. Clarias nieuhofi dikenal sebagai ikan lindi (Jawa),
· limbat (Sumatera Barat),
· kaleh (Kalimantan Selatan).
5. Clarias loiacanthus dikenal sebagai ikan keli (Sumatera Barat),
· ikan penang (Kalimantan Timur).
6. Clarias gariepinus, yang dikenal sebagai lele dumbo atau King Cat Fish, spesies asing yang berasal Afrika.
· ikan kalang (Sumatera Barat),
· ikan maut (Sumatera Utara), dan
· ikan pintet (Kalimantan Selatan).
2. Clarias teysmani dikenal sebagai lele kembang (Jawa Barat),
· kalang putih (Padang).
3. Clarias melanoderma dikenal sebagai ikan duri (Sumatera Selatan),
· wais (Jawa Tengah),
· wiru (Jawa Barat).
4. Clarias nieuhofi dikenal sebagai ikan lindi (Jawa),
· limbat (Sumatera Barat),
· kaleh (Kalimantan Selatan).
5. Clarias loiacanthus dikenal sebagai ikan keli (Sumatera Barat),
· ikan penang (Kalimantan Timur).
6. Clarias gariepinus, yang dikenal sebagai lele dumbo atau King Cat Fish, spesies asing yang berasal Afrika.
Tahap Proses
Budidaya
Pembuatan Kolam.
Ada dua macam/tipe kolam, yaitu bak dan kubangan (kolam galian). Pemilihan tipe kolam tersebut sebaiknya disesuaikan dengan lahan yang tersedia. Secara teknis baik pada tipe bak maupun tipe galian, pembenihan lele harus mempunyai :
Pembuatan Kolam.
Ada dua macam/tipe kolam, yaitu bak dan kubangan (kolam galian). Pemilihan tipe kolam tersebut sebaiknya disesuaikan dengan lahan yang tersedia. Secara teknis baik pada tipe bak maupun tipe galian, pembenihan lele harus mempunyai :
Kolam
tandon. Mendapatkan
masukan air langsung dari luar/sumber air. Berfungsi untuk pengendapan lumpur,
persediaan air, dan penumbuhan plankton. Kolam tandon ini merupakan sumber air
untuk kolam yang lain.
Kolam
pemeliharaan induk. Induk
jantan dan bertina selama masa pematangan telur dipelihara pada kolam
tersendiri yang sekaligus sebagai tempat pematangan sel telur dan sel sperma.
Kolam
Pemijahan. Tempat
perkawinan induk jantan dan betina. Pada kolam ini harus tersedia sarang pemijahan
dari ijuk, batu bata, bambu dan lain-lain sebagai tempat hubungan induk jantan
dan betina.
Kolam
Pendederan. Berfungsi
untuk membesarkan anakan yang telah menetas dan telah berumur 3-4 hari.
Pemindahan dilakukan pada umur tersebut karena anakan mulai memerlukan pakan,
yang sebelumnya masih menggunakan cadangan kuning telur induk dalam saluran
pencernaannya.
Persiapan
Lahan.
Proses
pengolahan lahan (pada kolam tanah) meliputi :
- Pengeringan. Untuk membersihkan kolam dan
mematikan berbagai bibit penyakit.
- Pengapuran. Dilakukan dengan kapur Dolomit
atau Zeolit dosis 60 gr/m2 untuk mengembalikan keasaman tanah dan
mematikan bibit penyakit yang tidak mati oleh pengeringan.
- Perlakuan TON (Tambak Organik Nusantara).
untuk menetralkan berbagai racun dan gas berbahaya hasil pembusukan bahan
organik sisa budidaya sebelumnya dengan dosis 5 botol TON/ha atau 25 gr (2
sendok makan)/100m2. Penambahan pupuk kandang juga dapat dilakukan untuk
menambah kesuburan lahan.
- Pemasukan Air. Dilakukan secara bertahap,
mula-mula setinggi 30 cm dan dibiarkan selama 3-4 hari untuk menumbuhkan
plankton sebagai pakan alami lele.
Pada tipe
kolam berupa bak, persiapan kolam yang dapat dilakukan adalah :
- Pembersihan bak dari
kotoran/sisa pembenihan sebelumnya.
- Penjemuran bak agar kering dan
bibit penyakit mati. Pemasukan air fapat langsung penuh dan segera diberi
perlakuan TON dengan dosis sama
PEMIJAHAN
Memijahkan
ikan lele/mengawinkan lele tidak sulit. Berikut ini syarat indukan dan
perawatan indukan lele agar mau berpijah dan penanganan anakan lele.
- Bentuk dan ukuran kolam
bervariasi tergantung selera pemilik dan lokasinya. Perlu diingat ukuran
kolam jangan terlalu besar sehingga menyulitkan pemeliharaan kolam.
- Bagian dasar dan dinding kolam
sebaiknya dibuat permanen
- Pada awal pemeliharaan, minggu
ke-1 sampai minggu ke-6 atau pada saat umur anak lele 7-9 minggu, air
kolam harus jernih.
- Pada minggu ke-10, kekeruhan
air kolam dalam batas-batas tertentu masih diperbolehkan. Kekeruhan
menunjukkan kadar bahan padat yang melayang dalam air
Syarat
indukan jantan:
- Kepala indukan jantan lebih
kecil dari indukan ikan lele betina.
- Warna kulit dada indukan jantan
agak tua bila dibanding indukan betina.
- Kelamin jantan menonjol,
memanjang ke arah belakang, terletak di belakang anus, dan warna kemerahan.
- Gerakan indukan jantan lincah,
tulang kepala pendek dan agak gepeng
- Perut indukan jantan lebih
langsing dan kenyal bila dibanding indukan ikan lele betina.
- Bila diurut dari bagian perut
ke arah ekor indukan lele jantan akan mengeluarkan cairan putih kental
(spermatozoa+mani).
- Kulit jantan lebih halus
dibanding betina.
Syarat
indukan betina
- Kepalanya lebih besar dibanding
induk lele jantan.
- Warna kulit dada agak terang.
- Kelamin berbentuk oval atau
bulat daun, berwarna kemerahan, lubangnya agak lebar, letaknya di belakang
anus.
- Gerakannya lambat, tulang
kepala pendek dan agak cembung.
- Perutnya lebih gembung dan
lunak.
- Bila diurut dari bagian perut
ke arah ekor indukan betina akan mengeluarkan cairan kekuning-kuningan
(ovum/telur).
Syarat umum
indukan lele yang baik
- Kulitnya lebih kasar dibanding
induk lele jantan.
- Induk lele diambil dari lele
yang dipelihara dalam kolam sejak kecil supaya terbiasa hidup di kolam.
- Beratnya berkisar antara
100-200 gram dan panjang 20-50 cm, tergantung tingkat kesuburan badan
- Bentuk badan simetris, tidak
bengkok, tidak cacat, tidak luka, dan gerakannya lincah.
- Umur indukan jantan di atas
tujuh bulan, sedangkan induk betina satu tahun.
- Frekuensi pemijahan bisa satu
bulan sekali, dan sepanjang hidupnya bisa memijah lebih dari 15 kali
dengan syarat makanannya harus mengandung cukup protein.
- Indukan lele siap memijah jika
mulai berpasang-pasangan dan berkejar-kejaran. Segera tangkap indukan
tersebut dan tempatkan dalam kolam tersendiri untuk dipijahkan.
Perawatan
indukan dan anakan lele:
- Selama masa pemijahan dan masa
perawatan, indukan lele diberi makanan yang berkadar protein tinggi
seperti cincangan daging bekicot, larva lalat (belatung), rayap atau
makanan buatan (pelet). Indukan yang memijah membutuhkan pelet dengan
kadar protein yang relatif tinggi yaitu kurang lebih 60%. Cacing sutra
kurang baik untuk makanan indukan lele karena kandungan lemaknya tinggi.
Hentikan pemberian cacing sutra seminggu menjelang perkawinan atau
pemijahan.
- Makanan diberikan pagi hari dan
sore hari dengan jumlah 5-10% dari berat total ikan.
- Setelah anakan atau benih
berumur seminggu, indukan betina dipisahkan. Biarkan indukan jantan
menjaga anak-anaknya. Indukan jantan baru bisa dipindahkan apabila
anak-anak lele sudah berumur dua minggu.
- Pisahkan indukan yang mulai
lemah atau yang terserang penyakit untuk segera diobati.
- Atur aliran air bersih yang
masuk 5-6 liter/menit.
PEMBUDIDAYAAN
Membudidayakan
ikan lele terbilang sangat mudah dan murah jika melihat syarat hidupnya.
Berikut ini adalah syarat hidup ikan lele di kolam dan keramba.
Syarat hidup
di kolam
- Tanah yang baik untuk kolam
pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, berlumpur, subur, dan tidak
porous (melalukan air).
- Lahan ideal untuk budi daya
lele adalah sawah, kecomberan, kolam pekarangan, kolam kebun, dan
blumbang.
- Ikan lele hidup dengan baik di
daerah dataran rendah sampai daerah yang tingginya maksimal 700 m dpl.
- Ketinggian tanah dari permukaan
sumber air dan kolam adalah 5-10%.
- Lokasi untuk pembuatan kolam
harus berhubungan langsung atau dekat dengan sumber air dan tidak dekat
dengan jalan raya.
- Lokasi kolam hendaknya di
tempat yang teduh tetapi tidak berada di bawah pohon yang daunnya mudah
rontok.
- Pertumbuhan lele optimal pada
suhu 20°C atau antara 25-28°C. Anak lele tumbuh baik pada kisaran suhu
antara 26-30°C dan suhu ideal untuk pemijahan 24-28°C.
- Lele dapat hidup dalam perairan
agak tenang dan kedalamannya cukup, sekalipun kondisi airnya jelek, keruh,
kotor dan miskin oksigen.
- Perairan tidak boleh tercemar
oleh bahan kimia, limbah industri, merkuri, atau mengandung kadar minyak
atau bahan yang dapat mematikan ikan.
- Perairan ideal untuk lele
adalah yang banyak mengandung nutrien dan bahan makanan alami, dan bukan
perairan yang rawan banjir.
- Permukaan perairan tidak boleh
tertutup rapat oleh sampah atau daun-daunan hidup, seperti enceng gondok.
Syarat hidup
di keramba adalah
- Sungai atau saluran irigasi
yang tidak curam, mudah dikunjungi/dikontrol.
- Dekat dengan rumah
pemeliharanya.
- Lebar sungai atau saluran
irigasi antara 3-5 meter.
- Sungai atau saluran irigasi
tidak berbatu-batu, sehingga keramba mudah dipasang.
- Kedalaman air 30-60 cm.
Kolam untuk
pendederan
- Bentuk kolam pada minggu 1-2,
lebar 50 cm, panjang 200 cm, dan tinggi 50 cm. Dinding kolam dibuat tegak
lurus, halus, dan licin, sehingga apabila bergesekan tubuh benih lele
tidak akan terluka. Permukaan lantai agak miring menuju pembuangan air.
Kemiringan dibuat beda 3 cm di antara kedua ujung lantai, dekat tempat
pemasukan air lebih tinggi. Di lantai dipasang paralon dengan diameter 3-5
cm dan panjang 10 m.
- Kira-kira 10 cm dari
pengeluaran air dipasang saringan yang dijepit dengan dua bingkai kayu
tepat dengan permukaan dalam dinding kolam. Di antara dua bingkai dipasang
selembar kasa nyamuk dari bahan plastik berukuran mess 0,5-0,7 mm,
kemudian dipaku.
- Setiap kolam pendederan
dipasang pipa pemasukan dan pipa air untuk mengeringkan kolam. Pipa
pengeluaran dihubungkan dengan pipa plastik yang berfungsi untuk mengatur
ketinggian air kolam. Pipa plastik tersebut dikaitkan dengan suatu pengait
sebagai gantungan.
- Minggu ketiga, benih
dipindahkan ke kolam pendederan yang lain. Pengambilannya tidak boleh
menggunakan jaring, tetapi dengan mengatur ketinggian pipa plastik.
- Kolam pendederan yang baru
berukuran 100cm x 200cm x 50cm, dengan bentuk dan konstruksi sama dengan
yang sebelumnya.
Pemeliharaan
kolam/tambak
- Kolam diberikan kapur 25-200
gram/m2 untuk memberantas hama dan bibit penyakit.
- Air dalam kolam/bak dibersihkan
satu bulan sekali dengan cara mengganti semua air kotor tersebut dengan
air bersih yang telah diendapkan dua malam.
- Kolam yang telah terjangkiti
penyakit harus segera dikeringkan dan diberikan kapur sebanyak 200 gram/m2
selama satu minggu.
- Tepung kapur (CaO) ditebarkan
merata di dasar kolam, kemudian dibiarkan kering lebih lanjut sampai tanah
dasar kolam retak-retak.
Pemupukan
- Sebelum digunakan kolam dipupuk
dulu. Pemupukan bermanfaat untuk menumbuhkan plankton hewani dan nabati
yang menjadi makanan alami bagi benih lele.
- Pupuk yang digunakan adalah
pupuk kandang (kotoran ayam) sebanyak 500-700 gram/m2. Bisa ditambahkan
urea 15 gram/m2, TSP 20 gram/m2, dan amonium nitrat 15 gram/m2.
Selanjutnya kolam dibiarkan selama tiga hari.
- Kolam diisi kembali dengan air
segar. Mula-mula 30-50 cm dan biarkan selama satu minggu sampai warna air
kolam berubah menjadi coklat atau kehijauan yang menunjukkan mulai banyak
jasad-jasad renik yang tumbuh sebagai makanan alami lele.
- Secara bertahap ketinggian air
ditambah, sebelum benih lele ditebar.
Penjarangan
Penjarangan
adalah mengurangi padat penebaran. Mengapa? Karena ikan lele tumbuh besar
sehingga ratio antara lele dengan volume kolam tidak seimbang.
Apabila
tidak dilakukan penjarangan dapat mengakibatkan
- Ikan berdesakan, sehingga
tubuhnya akan luka.
- Terjadi perebutan ransum makanan
dan suatu saat dapat memicu mumculnya kanibalisme (ikan yang lebih kecil
dimakan oleh ikan yang lebih besar).
- Lingkungan kolam tidak sehat
karena berlebihan CO2 dan NH3, dan O2 kurang sekali sehingga pertumbuhan
ikan lele terhambat.
Cara
penjarangan pada benih ikan lele
- Minggu 1-2, kepadatan tebar
5.000 ekor/m2
- Minggu 3-4, kepadatan tebar
1.125 ekor/m2
- Minggu 5-6, kepadatan tebar 525
ekor/m2
Pakan
Makanan
alamiah lele adalah zooplankton, larva, cacing, serangga air, dan fitoplankton.
Ikan lele juga menyukai makanan busuk yang berprotein dan kotoran yang berasal
dari kakus.
Selain
makanan alami, lele perlu mendapat makanan tambahan. Lele yang dipelihara di
kecomberan dapat diberikan makanan tambahan berupa sisa-sisa makanan dari rumah
tangga, daun kubis, tulang ikan dan tulang ayam yang dihancurkan, usus ayam,
dan bangkai.
Selain
makanan sisa, makanan tambahan bisa berupa campuran dedak dan ikan rucah dengan
perbandingan 9:1 atau campuran bekatul, jagung dan bekicot dengan perbandingan
2:1:1. Jika cukup modal, lele bisa diberikan makanan tambahan pelet.
Pemberian
pakan
- Hari pertama sampai ketiga,
benih lele mendapat makanan dari kantong kuning telur yang dibawa sejak
menetas.
- Hari keempat sampai minggu
kedua, benih lele diberi makan zooplankton yaitu Daphnia dan Artemia yang
mengandung protein 60%. Makanan tersebut diberikan dalam jumlah 70% x
biomassa setiap hari yang dibagi dalam empat kali pemberian. Makanan
ditebar di sekitar tempat pemasukan air. Kira-kira 2-3 hari sebelum
pemberian pakan zooplankton berakhir, benih lele harus dikenalkan dengan
makanan dalam bentuk tepung yang berkadar protein 50%. Sedikit dari tepung
tersebut diberikan kepada benih 10-15 menit sebelum pemberian zooplankton.
Makanan yang berupa tepung dapat terbuat dari campuran kuning telur,
tepung udang dan sedikit bubur nestum.
- Minggu ketiga benih lele diberi
pakan sebanyak 43% x biomassa setiap hari.
- Minggu keempat dan kelima benih
lele diberi pakan sebanyak 32% x biomassa setiap hari.
- Minggu kelima benih lele diberi
pakan sebanyak 21% x biomassa setiap hari.
- Minggu ketiga benih lele diberi
pakan sebanyak 43% x biomassa setiap hari.
- Minggu keenam sudah bisa dicoba
dengan pemberian pelet apung.
Pelet
Bahan
makanan pelet buatan antara lain tepung ikan (27%), bungkil kacang kedele (20%),
tepung terigu (10,5%), bungkil kacang tanah (18%), tepung kacang hijau (9%),
tepung darah (5%), dedak (9%), vitamin (1%), mineral (0,5%).
Bahan-bahan
itu dihaluskan untuk kemudian dicampur menjadi adonan seperti pasta. Adonan
kemudian dicetak dan dikeringkan sampai kadar airnya kurang dari 10%.
Lemak bisa
ditambahkan dengan dilumurkan pada pelet sebelum diberikan pada lele. Lumuran
minyak juga berfungsi memperlambat pelet tenggelam.
Pellet mulai
diperkenalkan pada ikan lele saat umur enam minggu dan diberikan pada ikan lele
10-15 menit sebelum pemberian makanan yang berbentuk tepung.
Pada minggu
ketujuh dan seterusnya lele sudah dapat langsung diberi makanan yang berbentuk
pelet.
Hindarkan
pemberian pakan pada saat terik matahari, karena suhu tinggi dapat mengurangi
nafsu makan lele.
Pencegahan
penyakit
Untuk
mencegah terkena penyakit karena bakteri, sebelum ditebarkan lele yang berumur
dua minggu dimasukkan dulu ke dalam larutan formalin dengan dosis 200 ppm
selama 10-15 menit. Setelah itu lele akan kebal selama enam bulan.
Pencegahan
penyakit karena jamur dapat dilakukan dengan merendam lele dalam larutan
Malachite Green Oxalate 2,5–3 ppm selama 30 menit.
PANEN
- Lele sudah bisa dipanen setelah
berumur 6-8 bulan, kecuali bila dikehendaki tetap saja bisa dipanen
sewaktu-waktu. Berat rata-rata lele yang siap dipanen sekitar 200 gram per
ekor.
- Lele dumbo bisa dipanen setelah
berumur 3-4 bulan yang beratnya sudah mencapai 200-300 gram per ekor. Bila
dibiarkan 5-6 bulan lagi, lele dumbo akan mencapai berat 1-2 kg per ekor
dengan panjang 60-70 cm.
- Pemanenan sebaiknya pada pagi
hari supaya lele tidak terlalu kepanasan.
- Bila ingin dipanen seluruh
lele, kolam dikeringkan sebagian sebelum ikan ditangkap menggunakan seser
halus, tangan, lambit, tangguh atau dengan jaring.
- Bila lele ingin dipancing,
biarkan lele lapar lebih dahulu.
- Bila menggunakan jaring,
pemanenan dilakukan bersamaan dengan pemberikan pakan sehingga lele mudah
ditangkap.
- Setelah dipanen, biarkan selama
1-2 hari di dalam tong atau bak tanpa diberi makan agar bau tanah dan bau
amisnya hilang.
- Lele ditimbang dalam waktu
singkat dan cukup sekali.
- Pembersihan kolam selesai panen
Setelah ikan
lele dipanen, kolam harus dibersihkan dengan cara:
- Dinding kolam disiram dengan
larutan kapur sebanyak 20-200 gram/m2 kolam sampai rata.
- Lalu kolam disiram dengan
larutan formalin 40% atau larutan permanganat kalikus (PK) dengan cara
yang sama.
- Kolam dibilas dengan air bersih
dan dibiarkan kering terkena sinar langsung agar penyakit yang ada di
kolam terbunuh.
Sebagai
gambaran dan bahan pertimbangan Anda, berikut analisa perhitungan usaha
budidaya ikan lele dumbo.
INVESTASI
- Kolam terpal 10 unit @500.000 =
Rp 5.000.000
- Peralatan 1 paket Rp 100.000
Jumlah Rp 5.100.000
MODAL KERJA
- Benih 18.000 ekor @250 = Rp
4.500.000
- Pakan 1800 kg @6.000 = Rp
10.800.000
- Tenaga kerja 2 Orang @1.000.000
= Rp 2.000.000
- Persiapan kolam 10 Paket
@50.000 = Rp 500.000
Jumlah 17.800.000
JUMLAH MODAL
- Investasi Rp 5.100.000
- Modal kerja Rp 17.800.000
Jumlah Rp 22.900.000
RUGI-LABA
- Hasil produksi 1800 kg @ 11.000
= Rp 19.800.000
- Biaya operasional
a Modal kerja Rp 17.800.000
b Penyusutan Rp 1.020.000
Jumlah Rp 18.820.000
Keuntungan
Rp 980.000
Per tahun Rp 3.920.000
Keterangan
1 siklus : 2 (dua) bulan
1 tahun : 4 (empat) siklus
I unit : 12 m2
FCR : 1
SR : 80%
Kepadatan : 150 ekor/m2
Ukuran benih : 8-10 cm/ekor
Tenaga kerja : 1 (satu) orang x 2 bulan x Rp. 1.000.000
Peralatan : seser, timbangan, ember
Per tahun Rp 3.920.000
Keterangan
1 siklus : 2 (dua) bulan
1 tahun : 4 (empat) siklus
I unit : 12 m2
FCR : 1
SR : 80%
Kepadatan : 150 ekor/m2
Ukuran benih : 8-10 cm/ekor
Tenaga kerja : 1 (satu) orang x 2 bulan x Rp. 1.000.000
Peralatan : seser, timbangan, ember
R/C ratio
=penerimaan total / biaya total :
Rp. 9.800.000 /Rp. 17.800.000 :
1,11
Rp. 9.800.000 /Rp. 17.800.000 :
1,11
Artinya ,
setiap Rp. 1,00 yang dikeluarkan akan mendapatkan penerimaan Rp. 1,11
Cash flow =keuntungan + biaya penyusutan :
Rp. 3.920.000 + Rp. 1.020.000 :
Rp. 4.940.000
Cash flow =keuntungan + biaya penyusutan :
Rp. 3.920.000 + Rp. 1.020.000 :
Rp. 4.940.000
Payback
period = (biaya investasi + biaya variabel) / cash flow (dalam thn)
(Rp. 5.100.000 + Rp. 17.800.000) / Rp.4.940.000 :
4,64 tahun
(Rp. 5.100.000 + Rp. 17.800.000) / Rp.4.940.000 :
4,64 tahun
Biaya per kg
= total biaya produksi / total panen :
Rp. 18.820.000 / 1800 kg :
Rp. 10.455,55
Rp. 18.820.000 / 1800 kg :
Rp. 10.455,55
Rentabilitas
ekonomi = keuntungan / (biaya investasi + biaya variabel) x 100% :
Rp. 3.920.000 / (Rp. 5.100.000 + Rp. 17.800.000) x 100%
17,12 %
Rp. 3.920.000 / (Rp. 5.100.000 + Rp. 17.800.000) x 100%
17,12 %
Break Event
point (BEP) atau titik impas = biayatetap/(1-(biaya variabel/pendapatan)
Rp. 1.020.000 / (1- (Rp. 17.800.000 / Rp.19.800.000 :
Rp. 1.020.000 / (1-0,89) :
Rp. 1.020.000 / 0,101 :
Rp. 10.098.000
Rp. 1.020.000 / (1- (Rp. 17.800.000 / Rp.19.800.000 :
Rp. 1.020.000 / (1-0,89) :
Rp. 1.020.000 / 0,101 :
Rp. 10.098.000
BEP volume =
total biaya produksi / harga jual per kg :Rp. 18.820.000 / Rp. 11.000 :
1710,91 kg/thn
1710,91 kg/thn
Artinya,
titik impas usaha dicapai pada hasil ikan minimal 1710.91 kg/thn
BEP harga =total biaya produksi / total produksi :
Rp. 18.820.000 / 1800 :
Rp. 10.455 kg/thn
BEP harga =total biaya produksi / total produksi :
Rp. 18.820.000 / 1800 :
Rp. 10.455 kg/thn
Artinya,
titik impas usaha dicapai pada harga ikan minimal Rp. 10.455/kg
Bagaimana?
Apakah Anda tertarik untuk mencoba peluang usaha ini? Selamat Mencoba
0 komentar:
Posting Komentar