PERTANYAAN SAHABAT NABI MENGENAI DOSA

PERTANYAAN SAHABAT NABI MENGENAI DOSA


ABDUR RAHMAN BIN GHANNAM al-Daws mengisahkan bahawa suatu hari Mu’adz bin Jabal datang kepada Rasulullah. Setelah mengucapkan salam dia memberitahu : “Wahai Rasulullah, di depan pintu ada seorang pemuda segak sedang menangis seperti hamba sahaya kecil kehilangan emaknya. Dia ingin berjumpa denganmu.”
           
“Suruh pemuda itu masuk wahai Mu’adz” kata Nabi. Mu’adz pun membawa pemuda itu masuk menemui Rasulullah.
           
“Apa yang membuatmu menangis wahai pemuda?” Tanya Rasulullah.
           
“Macam mana aku tidak menangis ya Rasulullah, aku telah melakukan dosa besar yang aku rasa tidak mungkin akan diampuni Allah!” jawab pemuda itu.
           
Rasulullah terus bertanya : Apakah engkau mempersekutukanNya?” Tanya Nabi.

Pemuda itu serta merta menjawab : “Aku berlindung kepada Allah untuk mempersekutukanNya dengan apa jua pun,” jawabnya.

Rasulullah pun bertanya lagi : “Apakah engkau membunuh seseorang yang diharamkan Allah untuk membunuhnya?”

“Tidak ya Rasulullah.”

“Jika begitu Allah akan mengampuni dosa-dosamu meskipun dosamu sebesar gunung yang menjulang ke langit.” Kata Rasulullah.

Pemuda itu tiba-tiba menangis kuat sambil berkata : “Dosaku lebih besar daripada gunung itu!”

“Allah akan mengampuni dosa-dosamu meskipun dosamu sebesar tujuh bumi berikut, lautan dan segala yang ada di dalamnya.” Kata Rasulullah sambil tersenyum.

“Namun dosaku lebih besar daripada itu ya Rasulullah!” jawab pemuda itu lagi.

Dengan sabar Rasulullah bersabda : “Allah tetap akan mengampuni dosa-dosamu sebesar langit dan bintang-bintangnya sekali.”

Lagi-lagi pemuda itu menjawab : “Dosaku lebih besar daripada itu ya Rasulullah!”

“Wahai pemuda! Apakah dosa-dosamu yang lebih besar ataukah Tuhanmu?” Tanya Rsulullah.

Maka pemuda itu tersungkur di hadapan Nabi dan berkata : Subhanallah, tidak ada yang lebih besar daripada Tuhanku.”

“Kalau begitu, dosa apakah yang telah engkau perbuat?” Tanya Nabi.

Dengan air mata yang berlinang pemuda itu pun menceritakan :

“Sudah tujuh tahun ini pekerjaanku mencuri kain kafan mayat yang baru dikuburkan, untuk aku jual ke pasar. Pada suatu hari ada seorang gadis Ansar meninggal dunia. Setelah gadis itu dikubur dan ditinggalkan oleh keluarganya, seperti biasa aku pun mendatangi kuburnya untuk mengambil kain kafannya. Aku gali kuburnya dan aku keluarkan mayatnya, kemudian aku lepaskan kain kafannya daripada tubuhnya. Aku tinggalkan dia dalam keadaan telanjang di kubur, kemudian aku segera pulang membawa kain itu. Setelah aku sampai di rumah aku teringat betapa indahnya tubuh gadis itu, sehingga akhirnya aku tergoda untuk melihatnya kembali. Ketika aku melihat mayat gadis yang telanjang itu, aku tidak dapat menguasai diriku sehingga aku menyetubuhinya. Pada masa itu seolah-olah aku mendengar seseorang yang mengatakan : “Wahai pemuda, celakalah engkau di hadapan penghisab di hari kiamat kelak, tempatmu adalah di neraka….” Aku segera sedar dan merasa takut sekali, bagaimana menurut pendapatmu ya Rasulullah?” Tanya pemuda itu mengakhiri kisah perbuatan dosa-dosanya.

Mendengar kisah pemuda itu, Rasulullah sangat tekejut dan berkata : “Pergilah engkau daripada sisiku. Aku takut akan terbakar bersama apimu!”

Pemuda itu pun segera pergi meninggalkan Rasulullah dengan wajah yang sangat murung. Dia pergi ke Madinah dan di tempat itu dia menangis selama empat puluh hari empat puluh malam, memohon ampun kepada Allah. “Ya Allah, ampunilah segala dosa dan kekhilafanku dan berikanlah wahyu kepada Nabi-Mu. Jika Engkau tidak mengampuniku, maka berilah segera aku seksaan yang menghancurkanku di dunia ini,  tetapi selamatkanlah aku daripada seksaanMu di hari kiamat nanti…!”

Rupa-rupanya taubat pemuda itu diterima Allah. Allah swt kemudian menurunkan wahyu sepotong ayat kepada Rasulullah : “Dan(juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa kecuali Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. Mereka itu balasannya ialah keampunan daripada Tuhan mereka dan syurga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal.” (Ali-Imran 135-136)

Selepas menerima wahyu itu, Rasulullah bersama para sahabat keluar mencari pemuda itu. Ditemuinya pemuda itu berada di antara dua batu besar dalam keadaan lemah dengan mata yang bengkak kerana terlalu banyak menangis. Rasulullah mendatangi pemuda itu dan membersihkan debu-debu yang melekat di kepalanya sambil berkata:

“Aku ingin memberi khabar gembira kepadamu bahawa engkau kini telah dibebaskan Allah daripada api neraka.”

Rasulullah kemudian berpaling kepada para sahabatnya yang menyertai baginda seraya bersabda : “Beginilah hendaknya kalian menyertai dosa-dosa yang kalian perbuat, seperti yang dilakukan pemuda ini.”


0 komentar:

Posting Komentar

 
2011 KAMPUS INDONESIA | Blogger Templates for Sponsors: jaket universitas, whs konveksindo, Desain by Wahyu Saputra